Kamis, 26 April 2012

Perayaan Maulid Nabi dan Kontroversi Ma'na Bid’ah


Oleh: Zarnuzi Ghufron 
Imam Suyuti menjawab peryataan orang yang mengatakan: "Saya tidak tahu bahwa maulid ada asalnya di Kitab dan Sunah" dengan jawaban: "Tidak mengetahui dalil bukan berarti dalil itu tidak ada", peryataannya Imam Suyutiy ini didasarkan karena beliau sendiri dan Ibnu Hajar al-Asqolaniy telah mampu mengeluarkan dalil-dalil maulid dari as-Sunah. (Syekh Ali Jum'ah. Al-Bayanul Qowim, hal.28)

Peryataan bahwa perayaan maulid Nabi adalah amalan bid'ah adalah peryataan sangat tidak tepat, karena bid'ah adalah sesuatu yang baru atau diada-adakan dalam Islam yang tidak ada landasan sama sekali dari dari Al-Qur'an dan as-Sunah. Adapun maulid  walaupun suatu yang baru di dalam Islam akan tetapi memiliki landasan dari Al-Qur'an dan as-Sunah.

Kamis, 19 April 2012

Tanpa Pengorbanan Sayyidah Fatimah, Tidak Ada yang Tersisa dari Islam Ini

"Benih-benih penyimpangan bermunculan sesaat setelah nabi Muhammad Saww wafat, dan penyimpangan terbesar adalah penolakan atas wilayah, dan sayyidah Fatimah as dengan segenap kekuatannya berupaya meluruskan penyimpangan tersebut, seandainya tidak ada pengorbanan dari Sayyidah Fatimah as maka tidak ada yang tinggal dari Islam yang hakiki ini."

Menurut Kantor Berita ABNA, Hujjatul Islam Muhammad Hasan Akhtari, Pimpinan Majma Jahani Ahlul Bait as berkenaan dengan hari syahadah Sayyidah Fatimah as dalam sebuah wawancara menyebutkan, "Wilayah dalam agama Islam dan syariat Nabi memiliki kedudukan yang sangat penting bukan hanya sebagai penghidup agama namun juga sebagai pelanjut risalah kenabian."

Senin, 09 April 2012

Mengapa Kita Harus Mencintai Ahlul Bait Nabi?

Oleh: Ismail Amin*)
"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya." (Qs. Al-Ahzab : 33)

"Jika dengan mencintai keluarga Nabi Saw aku disebut Rafidhi (Syiah), maka saksikanlah sesungguhnya aku seorang Rafidhi (Syiah) dan cukuplah shalatku menjadi tidak sah dengan tidak menyertakan shalawat kepada mereka." (Imam Syafi'i ra)

Sebagaimana pernyataan Imam Syafi'i ra di atas, akan timbul berbagai pertanyaan dalam benak kaum muslimin yang mau berpikir tentang kebenaran sebuah keyakinan, siapakah yang dimaksud keluarga Nabi (Ahlul bait) yang hendak disucikan oleh Allah swt? adakah kewajiban untuk mencintai mereka sebagaimana kewajiban mencintai Nabi? mengapa dalam redaksi shalawat kepada Nabi kita harus menyertakan pula shalawat kepada keluarganya? Keistimewaan seperti apa yang dimiliki keluarga Nabi sampai dalam setiap shalat kita harus menyertakan shalawat kepada mereka? Kalau mereka memiliki kedudukan yang agung dan mulia dalam agama ini, namun mengapa kajian tentang keluarga nabi tidak banyak kita dapatkan dalam kehidupan religius kita sehari-hari?